Tugas tatap muka ke 2 dan ke 3.
1.
Menurut Louis de
Broglie bahwa elektron mempunyai sifat gelombang sekaligusjuga partikel.
Jelaskan keterkaitannya dengan teori mekanika kuantum dan Teori Orbital Molekul.
2.
Bila
absorpsi sinar UV oleh iakatn rangkap menghasilkan promosi
elektron ke orbital yang berenergi lebih tinggi. Transisi elektron manakah
memerlukan energi terkecil bila sikloheksena berpindah ke tingkat tereksitasi
Jawab :
1.
Elektron
bersifat dualisme yang artinya elektron memiliki sifat sebagai partikel dan
gelombang. Pernyataan ini didasarkan pada eksperimen difraksi berkas elektron
yang dikemukakan oleh Louis de Broglie. Sifat partikel dan gelombang suatu materi ini
tidak tampak sekaligus,sifat yang tampak
jelas hal ini bergantung pada
perbandingan panjang gelombang de Broglie dengan dimensinya serta dimensi
sesuatu yang berinteraksi dengannya. Dalam kehidupan nyata asas de Broglie ini
bisa di lihat pada momentum petir dan kilat. Dimana kilat akan terjadi terlebih
dahulu kemudian akan terdengar sura petir. Dari
peristiwa tersebut dapat diketahui bahwa kilat merupak sifat gelombang berwujud cahaya sedangkan petir
merupakan sifat partikel yang berupa suara.
Peristiwa tersebut menjadi salah satu fakta yang mendukung konsep De Broghlie. Hal inilah yang menjadi
dasar dari teori mekanika kuantum yang merupakan teori atom modern yang saat
ini digunakan. Teori mekanika kuantum ini dikemukakan oleh Erwin Schrodinger, selain
itu ada pula seorang ahli fiska jerman Werner
Heseinberg ,dimana dia menyatakan bahwa “elektron tidak dapat
ditentukan keberadaannya secara pasti “. Keberadaan elektron hanya
merupakan kebolehjadian menemukan
elektron pada suatu area tertentu. Bisa saja elektron bergerak dari kulit satu
ke kekulit terakhir. Hal ini disebabkan
tidak mungkin dapat ditentukan posisi sekaligus momentum dari suatu benda
bergerak. Dari pernyataan yang
diungkapkan oleh Heseinberg ini muncul prinsip ketidakpastian , dimana prinsip
tersebut menunjukkan keterbatasan pengetahuan manusia.
Berdasarkan hipotesis De Broghlie dan Heseinberg sifat atom dalam hal ini
dapat dijelaskan dengan lebih baik berdasarkan sifat gelombangnya. Scrodinger
mengungkapkan melalui persamaan fungsi gelombang bahwa kebolehjadian menemukan
elektron pada area tertentu dikenal dengan konsep orbital yaitu area dimana
elektron berpeluang besar ditemukan. Menurut persamaan fungsi gelombang ,
distribusi elektron dalam orbital dapat ditentukan melalui 3 bilangan kuantum
yaitu :
a.
Bilangan
kuantum utama (n = nomor lintasan elektron/kulit )
b.
Bilangan
kuantum azimuth (l = menunjukkan sub-lintasan/ sub- kulit)
c.
Bilangan
kuantum magnetic (m = harga orbital).
Dalam teori mekanika kuantum , posisi electron
tidak dipastikan. Hal yang dapat dikatakan tentang posisi electron adalah
peluang menemukan electron pada setiap titik dalam ruang disekitar inti.
Seperti telah disebutkan bahwa peluang tersebut ditentukan oleh kuadrat fungsi
gelombangnya. Istilah untuk menyatakan peluang menemukan electron adalah Densitas Elektron . Daerah dengan
peluang besar menemukan electron bararti mempunyai densitas electron yang
tinggi dan sebaliknya.
2. Adanya perpindahan elektron dalam atom atau
molekul ke tingkat energi yang lebih tinggi merupakan akibat dari antaraksi
antara materi dengan sinar elektromagnetik. Besarnya perpindahan elektron sama
dengan energi radiasi yang berineraksi dengan molekul. Eksitasi elektron
ketingkat energi yang lebih tinggi tergantung pada senyawa penyerapnya
(kromofor penyerap). Eksitasi elektron dari tingkat energi dasar ketingkat
ketingkat energi yang lebih tinggi melelui dua tahap, yaitu Absorpsi dan
Relaksasi. Serapan pada daerah ultraviolet mengakibatkan eksitasi elektron
ikatan.Ikatan-ikatan yang ada dalam spesies dapat dihubungkan dengan puncak
absobsi atau panjang gelombang maksimum.
Zat pengabsorbsi terjadi pada
molekul-molekul organik dan sedikit anion anorganik. Senyawa tersebut memiliki
elektron valensi yang dapat dieksitasi ketingkat energi yang lebih tinggi
sehingga senyawa ini dapat menyerap cahaya yang dipancarkan. nergi yang
dimiliki sinar UV mampu menyebabkan perpindahan elektron (promosi elektron)
atau yang disebut transisi elektronik. Transisi elektronik dapat diartikan
sebagai perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital yang lain. Disebut
transisi elektronik karena elektron yang menempati satu orbital dengan energi terendah dapat berpindah ke
orbital lain yang memiliki energi lebih
tinggi jika menyerap energi, Begitupun sebaliknya elektron dapat berpindah
dari orbital yang memiliki energi lebih rendah jika melepaskan energi. Energi yang diterima atau diserap berupa
radiasi elektromagnetik.
Dalam satu molekul terdapat dua jenis orbital yakni Orbital Ikatan
(bonding orbital) dan Orbital Anti-ikatan (antibonding orbital). Orbital
ikatan di bagi menjadi beberapa jenis yakni orbital ikatan sigma (σ, = ikatan
tunggal) dan orbital phi (π, = ikatan rangkap), sedangkan orbital nonikatan
berupa elektron bebas yang biasanya dilambangkan dengan n. Orbital nonikatan umumnya terdapat pada molekul-molekul yang mengandung
atom nitrogen, oksigen, sulfur dan halogen.
Orbital ikatan sigam (σ) dan orbital phi (π) terbentuk karena terjadinya
tumpang tindih dua orbital atom atau orbital-orbital hibrida. Dari dua orbital
atom dapat dibentuk dua orbital molekul yakni orbital ikatan dan orbital anti
ikatan.
Dengan demikian jika suatu molekul mempunyai orbital ikatan maka molekul
tersebut mempunyai orbital anti ikatan. Orbital anti-ikatan biasanya diberi
notasi atau tanda asterisk atau bintang (*) pada setiap orbital yang sesuai.
Orbital ikatan α orbital anti-ikatannya adalah α*, sedangkan orbital ikatan π
orbital anti-ikatannya adalah π*.
Transisi elektronik atau perpindahan elektron dapat terjadi dari orbital
ikatan ke orbital anti-ikatan atau dari orbital non-ikatan (nonbonding orbital)
ke orbital anti-ikatan. Terjadinya transisi elektronik atau promosi elektron
dari orbital ikatan ke orbital antiikatan tidak menyebabkan terjadinya
disosiasi atau pemutusan ikatan, karena transisi elektronik terjadi dengan
kecepatan yang jauh lebih tinggi dari pada vibrasi inti.
Pada transisi elektronik inti-inti atom dapat dianggap berada pada
posisi yang tepat. Hal ini dikenal dengan prinsip Franck-Condon. Disamping itu
dalam proses transisi ini tidak semua elektron ikatan terpromosikan ke orbital
antiikatan.
Berdasarkan jenis orbital tersebut maka, jenis-jenis transisi elektronik
dibedakan menjadi empat macam, yakni:
1) Transisi σ → σ*
2) Transisi π → π*
3) Transisi n → π*
4) Transisi n → σ*
Keterangan· σ : senyawa-senyawa yang memiliki ikatan tunggal
· π : senyawa-senyawa yang memiliki ikatan rangkap
· n menyatakan orbital non-ikatan: untuk senyawa-senyawa yang memiliki
elektron bebas.
· σ* dan π* merupakan orbital yang kosong (tanpa elektron), orbital ini
akan terisi elektron ketika telah atau bila terjadi eksitasi elektron atau
perpindahan elektron atau promosi elektron dari orbital ikatan.
Energi yang diperlukan untuk menyebabkan terjadinya transisi berbeda
antara transisi satu dengan transisi yang lain. Transisi σ ke σ* memerlukan
energi paling besar, sedangkan energi terkecil diperlukan untuk transisi dari n
ke π.
Untuk memberikan gambaran dan memudahkan pemahaman tentang jenis
transisi beserta perbandingan energi yang diperlukan dapat dilihat pada gambar
berikut:
Pada gambar di atas transisi dari σ ke π* sebenarnya tidak ada. Transisi
demikian dapat pula terjadi tapi sangat kecil sehingga tidak dapat diamati pada
spektrum atau spektra. Karena bertolak belakang dengan kaidah seleksi.
Pada setiap jenis transisi elektronik yang terjadi, terdapat karakter
dan melibatkan energi yang berbeda. Suatu kromofor dengan pasangan elektron bebas (n) dapat menjalani
transisi dari orbital non-ikatan (n) ke orbital anti-ikatan, baik pada obital
sigma bintang (α*) maupun phi bintang(π*). Sedangkan, kromofor dengan elektron
ikatan rangap (menghuni orbital phi) akan menjalani transisi dari orbital π ke
orbital π*. Demikian seterusnya untuk jenis transisi yang lain.
Dalam penentuan struktur molekul, tansisi σ → σ* tidak begitu penting
karena puncak absorbsi berada pada daerah ultraviolet vakum yang berarti tidak
terukur oleh peralatan atau instrumen pada umumnya.
Walaupun transisi π→π* pada ikatan ganda terisolasi mempunyai puncak
absorbsi di daerah UV vakum tetapi transisi π→π* tergantung pada konjugasi
ikatan ganda dengan suatu gugus fungsi substituen. Akibatnya
transisi π→π* pada ikatan ganda terkonjugasi mempunyai puncak absorbsi pada
daerah ultraviolet dekat, dengan panjang gelombang lebih besar dari 200 nm.
Dengan demikian transisi yang penting dalam penentuan struktur molekul adalah
transisi π→π* serta beberapa transisi n→π* dan n→σ*.
Absorpsi radiasi
UV-v mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari
orbital keadaan dasar yang berenergi rendah keorbital keadaan tereksitasi yang
berenergi lebih tinggi. Transisi ini memerlukan energi 40 – 150 kkal/mol.
Panjang gelombang dimana absorpsi itu terjadi bergantung pada kekuatan elektron
itu terikat dalam molekul. Elektron dalam suatu ikatan kovalen tunggal terikat
dengan kuat sehingga diperlukan radiasi berenergi tinggi atau panjang gelombang
pendek untuk eksitasinya, sedangkan elektron dalam ikatan rangkap dan ganda
tiga lebih mudah dieksitasikan keorbital yang lebih tinggi sehingga memerlukan
radiasi berenergi lebih rendah.
assalamu'alaikum wr.wb. saya frandi mardiansyah, saya ingin menambahkan jawaban atas pertanyaan nomor 1 di postingan blog anda di atas.
BalasHapusPerkembangan teori atom mekanika kuantum berawal dari penemuan Louis de Broglie (1924) tentang sifat elektron. Menurut de Broglie, elektron dapat bersifat sebagai partikel dan juga sebagai gelombang. Adanya sifat gelombang dari elektron ini menunjukkan bahwa elektron sebenarnya tidak bergerak dalam lintasan dengan tingkat energi tertentu, melainkan tersebar di dalam ruang atom.
Gagasan ini adalah timbal balik daripada gagasan partikel cahaya yang dikemukakan Max Planck. Louis de Broglie meneliti keberadaan gelombang melalui eksperimen difraksi berkas elektron. Dari hasil penelitiannya inilah diusulkan “materi mempunyai sifat gelombang di samping partikel”, yang dikenal dengan prinsip dualitas.
Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat yang tampak jelas tergantung pada perbandingan panjang gelombang de Broglie dengan dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi dengannya. Pertikel yang bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang mendukung teori ini adalah petir dan kilat. Kilat akan lebih dulu terjadi daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang berbentuk cahaya, sedangkan petir menunjukan sifat pertikel berbentuk suara. Kelemahan dari teori atom Niels Bohr, yaitu tidak dapat menjelaskan mengapa elektron hanya boleh berada pada tingkat energi tertentu.
Hipotesis tentang gelombang materi berasal dari gagasan foton Einstein. Kemudian diterapkan Louis de Broglie pada 1922, sebelum Compton membuktikannya, untuk menurunkan Hukum Wien (1896). Ini menyatakan bahwa "bagian tenaga elektromagnet yang paling banyak dipancarkan benda (hitam) panas adalah yang frekuensinya sekitar 100 milyar kali suhu mutlak (273 + suhu Celsius) benda itu". Pekerjaan ini ternyata memberi dampak yang berkesan bagi de Broglie.
Pada musim panas 1923, de Broglie menyatakan, "secara tiba-tiba muncul gagasan untuk memperluas perilaku rangkap (dua) cahaya mencangkup pula alam partikel". Ia kemudian memberanikan diri dengan mengemukakan bahwa "partikel, seperti elektron juga berperilaku sebagai gelombang". Gagasannya ini ia tuangkan dalam tiga makalah ringkas yang diterbitkan pada 1924; salah satunya dalam jurnal vak fisika Perancis, Comptes Rendus.
selamat siang, disini saya mau bertanya mengenai postingan anda pada penjelasan jawaban no.1 dimana disana dikatakan Berdasarkan hipotesis De Broghlie dan Heseinberg sifat atom dalam hal ini dapat dijelaskan dengan lebih baik berdasarkan sifat gelombangnya., itu bagai mana dan jelaskan ,
BalasHapusterimakasih untuk penambahan materi pada blog saya :)
BalasHapusdisini dijelaskan bahwa Berdasarkan hipotesis De Broghlie dan Heseinberg sifat atom dalam hal ini dapat dijelaskan dengan lebih baik berdasarkan sifat gelombangnya, hal ini kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh Schrodinger. Schrodinger mengungkapkan melalui persamaan fungsi gelombang schrodinger ( ψ atau psi ) bahwa kebolehjadian menemukan elektron pada area tertentu dikenal dengan konsep orbital yaitu Area dimana elektron berpeluang besar untuk ditemukan.
BalasHapus