TINJAUAAN ULANG MENGENAI ATOM DAN
MOLEKUL DALAM KIMIA ORGANIK
A.
Srtuktur elektron
dari atom
Unsure-unsur yang paling penting dalam kimia karbon adalah
karbon, hydrogen,oksigen dan nitrogen. Keempat
unsure ini ada dikedua periode pertama susunan berkala dan elektronnya terdapat
dalam dua kulit elektron yang terdekat ke inti. Penentuan mengenai struktur
elektron dari atom akan berpusat pada unsure-unsur
dengan elektron yang berada dalam dua kulit elektron.Selain itu keeempat unsure
tersebut ada unsure lain yakni sulfur, fosfor, dan golongan halogen juga
memiliki peran yang penting dalam kimia karbon.
Elektron yang dekat dengan ke inti lebih tertarik oleh proton dalam inti
dari pada elektron yang lebih jauh kedudukannya. Karena itu semakin dekat
elektron terhadap inti maka semakin rendah energinya begitupun sebaliknya.
B.
Jari-jari atom dan
keelektronegatifan
·
Jari-jari atom
Jari-jari atom merupakan
jarak dari pusat inti ke elektron paling luar. Jari-jari atom ditemukan dengan
mengukur panjang ikatan atau jarak antar inti dalam senyawa karbon, Jari –jari
atom sering disebut jari-jari kovalen. Jari-jari atom berubah – ubah bergantung
pada besarnya tarikan antara inti dan elektronnya. Makin besar tarikan maka akan makin kecil jari-jari atomnya. Hal
ini dipengaruhi oleh jumlah proton dalam inti dan jumlah kulit yang mengandung
elektron.
Dalam kimia organik, atom
saling berikatan satu dengan yang lain dalam kedekatan yang dekat oleh ikatan
kovalen. Konsep jari-jari atom akan berguna dalam memperkirakan tarikan dan
tolakan antara atom dan dalam membahas kekuatan ikatan kovalen.
·
Keelektronegatifan
Kelektronegatifan merupakan ukuran kemampuan atom untuk
menarik elektron luarnya atau elektron valensi. Hal ini dikarenakan elektron luar dari atom yang digunakan untuk ikatan
, maka keelektronegatifan berguna dalam
meramalkan dan menerangkan kereaktifan kimia. Kelektronegatifan ini
dipengaruhi oleh jumlah proton dalam inti dan jumlah kulit yang mengandung
elektron. Makin besar jumlah proton berarti makin besar muatan inti positif,
dan dengan demikian tarikan untuk elektron ikatan bertambah. Skala numeric dari
keelektronegativan disebut dengan skala pauling. Skala ini diturunkan dari
perhitungan energy-ikatan untuk berbagai unsure yang terikat oleh ikatan
kovalen. Dalam skala pauling, flour, unsure yang paling elektronegatif
mempunyai nilai 4. Litium
keelektronegatifannya rendah mempunyai
elektronegatif 1. Sedangkan karbon memiliki keelektronegatifan menengah
2,5.
C.
Panjang ikatan dan
sudut ikatan
Jarak pemisah inti dari dua atom yang terikat kovalen disebut
dengan panjang ikatan. Panjang ikatan kovalen yang dapat ditentukan secara
eksperimental, mempunyai selang harga dari 0,74Å
Sampai 2 Å. Bila ada lebih dari dua atom dalam molekul , ikatan membentuk
sudut , yang disebut sudut ikatan . sudut ikatan bervariasi dari kira-kira 600
sampai 1800
O panjang ikatan 0,96Å
H H
Sudut ikatan 104,5˚ (Fessenden &
Fessenden.2005 :1-37)
Kebanyakan struktur organic mengandung lebih dari tiga atom dan lebih bersifat berdimensi tiga dari pada
berdimensi dua. Rumus struktur yang terdahulu untuk aminiak (NH3)
menggambarkan satu teknik untuk
menyatakan suatu struktur dimensi tiga.
D.
Energy disosiasi
ikatan.
Bila atom saling terikat membentuk molekul , energy dilepaskan
(biasanya sebagai kalor atau cahaya). Jadu untuk molekul agar terdiosiasi
menjadi atom-atomnya, harus diberikan energy.
Ada dua cara agar ikatan dapat terdiosisasi. Satu cara adalah karena pemaksapisahan
heterolitik (Heterolytic Cleavage)( yunani hetero, “berbeda”) dimana kedua
elektron ikatan dipertahankan pada satu atom. Hasil dari pembelahan heterolik
adalah sepasang ion. Proses lain yang memungkinkan suatu ikatan terdisosiasi
adalah pemaksa pisahan homolitik(Yunani, homo, “sama”). Dalam hal ini setiap
atom yang turut dalam ikatan kovalen menerima satu elektron dari pasangan yang
saling dibagi yang asli. Yang dihasilkan adalah atom yang secara listrik netral
atau gugus atom. Pemaksapisahan homolitik menghasilkan atom atau gugus atom
yang mempunyai elektron yang berpasangan. Atom seperti H+ atau gugus atom seperti H3C yang
mengandung elektron tak berpasangan
disebut radikal bebas. Radikal bebas biasanya netral secara listrik
karena itu tak ada tarikan elektrostatik antara radikal bebas seperti ion. Energy
disosiasi ikatan memungkinkan ahli kimia untuk menghitung kesetabilan relative
dari senyawa dan meramaikan (sampai tariff tertentu) sebab-sebab reaksi kimia. Misalnya
suatu reaksi yang akan dibahas kemudian dalam teks ini adalah khlorinasi metana
CH4 :
CH4 + Cl2 ® CH3Cl + HCl
E.
Konsep asam dan basa
dalam kimia organik
Asam Bronsted-Lowry
adalah zat yang dapat memberi H+ ; basa Bronsted-Lowry adalah zay
yang dapat menerima H+. Kekuatan asam atau basa masing-masing
dilaporkan sebagai Ka atau Kb. Asam yang lebih kuat mempunya nilai Ka yang
lebih besar; basa yang lebih kuat mempunya Kb yang lebih besar.
Basa
konjugat dari asam kuat adalah basa lemah sedangkan basa konjugat dari asam
yang sangat lemah adalah basa kuat. Dalam persamaan berikut, dalam berkurangnya
kuat asam HA bertambah kuat basa
H A H+ +
A-
Asam konjugat dari A basa konjugat dari HA
Suatu asam Lewis ialah zat yang dapat menerima
sepasang elektron, sedangkan basa Lewis ialah zat yang dapat menyumbangkan
sepasang elektron.
H
CH3N̈H2 + H+ CH3NH2
(Fessenden & Fessenden.2005:1-37)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDari penjelasan di atas itu dikatakan bahwa jari-jari atom itu di sebut jari-jari kovalen. apa alasan dan penjelasan mengapa jari-jari atom di sebut jari-jari kovalen?
BalasHapusJari-jari atom adalah jarak dari inti atom ke orbital elektron terluar yang stabil dalam suatu atom dalam keadaan setimbang. Biasanya jarak tersebut diukur dalam satuan pikometer atau angstrom. Dikarenakan elektron-elektron senantiasa bergerak, maka untuk mengukur jarak dari inti atom kepadanya amatlah sulit. Untuk itu digunakan beberapa cara yang lebih akurat seperti dijelaskan pada bagian selanjutnya.
HapusJari-jari atom diukur menggunakan jari-jari kovalen untuk elemen-elemen yang memiliki jenis ikatan kovalen. Umumnya elemen-elemen ini merupakan elemen-elemen non-logam. Secara teknis jarak yang diukur adalah setengah dari jarak internuklir antara dua atom bertetangga terdekat dalam kisi-kisi kristal.
Jari-jari kovalen untuk elemen-elemen yang tidak dapat berikatan dapat diperkirakan dengan melakukan kombinasi jari-jari dari elemen-elemen yang dapat berikatan dalam molekul untuk atom-atom yang berbeda.
Jari-jari atom berubah – ubah bergantung pada besarnya tarikan antara inti dan elektronnya. Makin besar tarikan maka akan makin kecil jari-jari atomnya. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah proton dalam inti dan jumlah kulit yang mengandung elektron.
Dalam kimia organik, atom saling berikatan satu dengan yang lain dalam kedekatan yang dekat oleh ikatan kovalen. Konsep jari-jari atom akan berguna dalam memperkirakan tarikan dan tolakan antara atom dan dalam membahas kekuatan ikatan kovalen.
sebelumnya izinkan saya menambahkan dari sumber yang saya baca tentang teori asam basa sifat asam basa pada larutan yang bebas air atau tidak mengandung air. Sebagai contoh, asam asetat akan bersifat asam jika dilarutkan dalam air, tetapi ternyata sifat asamtersebut tidak tampak pada saat asam asetat dilarutkan dalam benzena. Demikian juga dengan larutan amonia (NH3) dalam natrium amida (NaNH2) yang menunjukan sifat basa meskipun tidak mengandung ion OH–. Berdasarkan kenyataan tersebut, Johannes Bronsted dan Thomas Lowry secara terpisah mengusulkan bahwa yang berperan dalam memberikan sifat asam dan basa suatu larutan adalah ion H+ atau proton (ingat bahwa hidrogen hanya mempunyai sebuah elektron dan sebuah proton, jika elektronnya dilepaskan menjadi ion +1, yang tertinggal hanya proton saja).
BalasHapusMenurut teori asam basa Bronsted Lowry , asam adalah spesi (ion atau molekul) yang berperan sebagai donor proton (pemberi proton atau H+) kepada suatu spesi yang lain. Basa adalah spesi (molekul atau ion) yang bertindak menjadi akseptor proton (penerima proton atau H+).
Atau bisa juga dikatakan bahwa menurut teori asam basa Bronsted Lowry , jika suatu asam memberi proton (H+), maka sisa asam tersebut mempunyai kemampuan menerima proton atau bertindak sebagai basa. Sisa asam tersebut dinamakan basa konjugasi dari asam semula. Demikian pula, jika suatu basa menerima proton (H+), maka basa yang terbentuk mempunyai kemampuan untuk melepas proton tersebut atau bertindak sebagai asam konjugasi dari basa semula
terimakasih atas tambahan materi yang adna berikan semoga bermanfaat bagi para pembacanya nanti :)
BalasHapus