I.
Orbital hibrida dari nitrogen dan oksigen
Orbital merupakan lintasan
berbentuk melingkar dengan jari-jari tertentu yang menyatakan suatu suatu
daerah dalam ruang dengan peluang terbesar untuk menemukan elektron , ada yang
berbentuk bola, balon terpilin ataupun bentuk-bentuk lainnya. Sedangkan
hibridisasi merupakan peleburan orbital-orbital dari tingkat energy yang
berbeda menjadi orbital-orbital yang energinya setingkat. Orbital hibrida
merupakan hasil dari hibridisasi yang telah dilakukan. Jumlah orbital hibrida
sama dengan jumlah orbital yang terlibat pada hibridisasi itu, sedangkan jumlah
orbital yang mengalami hibridisasi sama dengan jumlah domain elektron dalam
molekul. Suatu orbital 2s mempunyai energy lebih rendah dari pada orbital 2p.
Secara rata-rata elektron 2s terdapat lebih dekat ke inti daripada elektron 2p.
Dengan alasan ini ,
orbital hibrida dengan proporsi karakter s yang lebih besar mempunyai energi yang
lebih rendah dan berda lebih dekat keinti dari pada orbital hibrida yang kurang
karakter-s nya. Suatu orbital hibrida sp adalah setengah s dengan setengah p,
sehingga dapat dikatakan bahwa orbital sp mempunyai 50% karakter s dan 50%
karakter p. pada ekstrem yang lain adalah orbital sp3 , yang hanya
mempunyai seperempat atau 25% karakter s. Karena orbital sp mengandung lebih
banyak karakter s maka lebih dekat ke intinya. Ia membentuk ikatan yang lebih
pendek dan lebih kuat daripada orbital sp3 . Orbital sp2 adalah
perantara antara sp dan sp3 dalam karakter s-nya dan dalam panjang
serta kekuatan ikatan yang dibentuk.
a.
Amina
Banyak
gugus fungsi penting dalam senyawa organic mengandung nitrogen atau oksigen.
Secara elektronika , nitrogen sama dengan karbon dan orbital atom dari nitrogen
berhibridasi menurut cara yang bersamaan dengan karbon.
Seperti
yang ditunjukkan diagram orbital ini, nitrogen dapat menghibridisasi keempat
orbital atom tingkat kedua menjadi empat orbital ikatan sp3 yang
ekuivalen. Namun demikian , perbedaan penting antara nitrogen dan karbon ,
karbon mempunyai empat elektron untuk dibagikan
dalam empat orbital sp3 , sedangkan nitrogen mempunyai lima
elektron yang didistribusikan dalam empat orbital sp3 . Satu orbital
sp3 dari nitrogen diisi dengan sepasang elektron , dan nitrogen
dapat membentuk senyawa dengan hanya tiga ikatan kovalen terhadap atom lain.
Seperti halnya karbon , nitrogen ditemukan juga dalam senyawa organic dalam
keadaan hibrida sp2 dan sp.
Sekalilagi perbedaan penting antara nitrogen dan karbon adalah bahwa satu
orbital dari nitrogen terisi dengan sepasang electron menyendiri.
b.
Air , alcohol dan eterhibrida sp3 ,
karena oksigen mempunyai enam electron ikatan , ia membentuk dua ikatan kovalen
dan mempunyai dua orbital terisi.
Air
adalah contoh senyawa yang mengandung oksigen, Seperti karbon dan nitrogen ,
oksigen membentuk ikatan dengan orbital sp3. Sudut ikatan dalam air
telah ditentukan yaitu sebesar 104,50 dan bukan 109,50
yang ideal. Diperkirakan bahwa orbital dengan electron menyendiri menekan sudut
ikatan H-O-H, seperti halnya orbital terisi dalam ammonia menekan sudut ikatan
H-N-H.
Ada
sejumlah senyawa organic yang mengandung atom oksigen sp3 . Untuk
sekarang akan ditinjau hanya dua yaitu alcohol dan eter : R-O-H dan R-O-R’.
Ikatan terhadap oksigen dalam alcohol dan eter adalah langsung analog dengan
ikatan dalam air. Dalam setiap keadaan , oksigen terhibridisasi sp3
dan mempunyai dua pasang electron valensi memyendiri.
c.
Senyawa karbonil
Gugus
karbonil (C=O) merupakan bagian dari berbagai macam gugus fungsi. Gugus fungsi
dan golongann senyawa ditentukan oleh atom lain yang terikat paa karbon
karbonil. Gugus karbonil mengandung atom karbon sp2 yang dihubungkan
dengan atom oksigen oleh ikatan rangkap. Orang cenderung berpendapat bahwa
oksigen karbonil berada dalam keadaan hibrida sp2 ,seperti halnya
karbon kabonil. Namun demikian ahli kimia tak terlalu yakin mengenai
hobridisasi oksigen karbonil, karena tidak ada sudut ikatan yang dapat di ukur.
Gugus
karbonil lebih polar dari pada gugus C-O dalam alcohol dan eter, alasanya yang
mungkin untuk pembesaran kepolaran ini adalah electron pi lebih mudah dan
tertarik ke oksigen yang elektronegatif dari pada electron sigma dari C-O. bila
salah satu dari atom terikat pada karbon karbonil adalah hydrogen , maka
senyawa tersebut adalah aldehida. Bila dua karbon terikat pada karbon karbonil , maka senyawa
nya adalah keton.
II.
Ikatan rangkap terkonjugasi
Ikatan rangkap
terkonjugasi merupakaan ikatan kovalen
berikatan tunggal dan ganda secara bergantian dimana electronnya dapat
berpindah-pindah atau terdelokalisasi. Elektron-elektron pada daerah
delokalisasi ini bukanlah milik salah satu atom, melainkan milik keseluruhan
system konjugasi ini. Delokalisasi ini bertujuan untuk menstabilkan tingkat
energy dalam setiap strukturnya.
Ikatan rangkap konjugasi ini sering diartikan sebagai pengaturan kembali
electron melalui orbital π pada senyawa organic. Electron pada orbital π bisa
berpindah atau bergeser jika ada ikatan sigma. Tingkat energy dalam setiap
struktur pada saat delokalisasi berbeda. Pada saat ikatan rangkap berpindah,
tingkat energy pada ikatan rangkap yang telah berpindah memiliki tingkatan
energi lebih rendah dari pada tingkat energi sebelum berpindah. Ikatan rangkap
tersebut dikatakan stabil pada saat
ikatan rangkap berada pada tingkat energi yang rendah.
III.
Benzena dan resonansi
Benzene
Benzena merupakan senyawa siklik dimana elektronnya
berkonjugasi. Benzene pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday dan
penelitian tersebut dilanjutkan oleh Eilhard Mitscherlich yang berhasil membuat
benzena melalui distilasi asam benzoat dan kapur. Mitscherlich memberi nama
senyawa tersebut dengan sebutan benzin. Benzene merupakan suatu senyawa aromatic
dengan rumus molekul C6H6. Di sebut senyawa aromatic
karena beberapa derivate atau turunan benzene yang banyak digunakan berbau
harum. mengenai struktur yang tepat untuk benzena selama beberapa waktu setelah
benzena ditemukan rumus kimia C6H6 tidak sesuai dengan kesepakatan ilmuwan
bahwa atom C dapat mengikat 4 atom dan atom H mengikat 1 atom. Masalah ini
akhirnya sedikit terpecahkan setelah menunggu selama 40 tahun. Ilmuwan Jerman,
Friedrich August Kekule mengusulkan agar struktur benzena berupa cincin heksagonal.
Struktur benzena yang diusulkan Kekule tidak
mengandung ikatan rangkap karena benzena tidak bereaksi seperti halnya senyawa
hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap. Namun, struktur benzena ini
menimbulkan masalah karena atom C tidak taat asas. Berdasarkan kesepakatan, 1
atom C seharusnya mengikat 4 atom, sedangkan pada struktur yang diusulkan
Kekule atom C hanya mengikat 3 atom.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
bahwa setiap atom C pada cincin benzena memiliki sifat yang sama. Hal ini
ditentukan setelah para ilmuwan mengetahui bahwa semua ikatan antaratom C
memiliki panjang yang sama, yakni 140 pm (pikometer). Oleh karena semua atom C
memiliki fungsi yang sama, ikatan rangkap senantiasa berubah-ubah.
Tanda ↔ menyatakan bahwa
senyawa benzena mengalami resonansi
.
Sifat fisik dan kimia benzene :
Sifat
fisik
|
Sifat
kimia
|
a. Benzena merupakan senyawa yang
tidak berwarna.
b. Benzena berwujud cair pada suhu
ruang (270C).
c. Titik didih benzena : 80,10C,
Titik leleh benzena : -5,50C
d. Benzena tidak dapat larut air
tetapi larut dalam pelarut nonpolar
e. Benzena merupakan cairan yang
mudah terbakar
|
a. Benzena merupakan cairan yang
mudah terbakar
b. Benzena lebih mudah mengalami
reaksi substitusi daripadaadisi
c. Halogenasi
d. Bersifat racun
|
Reaksi pada senyawa
Benzena
Reaksi benzena umumnya melalui reaksi
substitusi, walaupun ada sebagian reaksi yang melalui reaksi adisi. Macam-macam
substitusi benzena di antaranya halogenasi benzena, nitrasi benzena, dan reaksi
riedel-crafts.
·
Halogenasi
Dengan
adanya katalis besi (III) klorida atau alumunium klorida, benzena dapat
bereaksi dengan klorin ataupun bromin membentuk senyawa halobenzena pada suhu
kamar.
·
Nitrasi Benzena
Campuran asam nitrat pekat dan asam
sulfat pekat dengan volume sama dikenal sebagai campuran nitrasi. Jika campuran
ini ditambahkan ke dalam benzena, akan terjadi reaksi eksotermal. Jika suhu
dikendalikan pada 55°C maka hasil reaksi utama adalah nitrobenzena, suatu
cairan berwarna kuning pucat
·
Alkilasi Benzena
Penambahan katalis AlCl3 anhidrat
dalam reaksi benzena dan haloalkana atau asam klorida akan terjadi reaksi
sangat eksotermis. Jenis reaksi ini dinamakan reaksi Friedel-crafts.
·
Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus sulfonat. Reaksi ini terjadi apabila benzena dipanaskan dengan asam sulfat pekat sebagai pereaksi
Sulfonasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus sulfonat. Reaksi ini terjadi apabila benzena dipanaskan dengan asam sulfat pekat sebagai pereaksi
Resonansi
Berdasarkan hasil analisis sinar-X maka
diusulkan bahwa ikatan rangkap pada molekul benzena tidak terlokalisasi pada
karbon tertentu melainkan dapat berpindah-pindah (terdelokalisasi). Resonansi
terjadi karena adanya delokalisasi elektron dari ikatan rangkap ke ikatan
tunggal.
Bila suatu struktur molekul dapat
digambarkan oleh dua tau lebih rumus ikatan valensi yang berbeda hanya dalam
kedudukan electron (biasanya electron pi), tak ada dari rumus ini yang sesuai
sempurna dengan sifat kimia dan fisik senyawanya. Bila berbagai struktur
resonansi dapat ditulis untuk suatu senyawa, maka dapat diandaikan adanya
delokalisasi dari rapat electron. Pernyataan ini bener tentang semua struktur
aromatic, maupun untuk beberapa struktur lain yang akan disebut secara singkat.
Hal yang harus diperhatikan adalah,
bahwa lambang resonasi bukan struktur nyata dari suatu senyawa, tetapi
merupakan struktur khayalan. Sedangkan struktur nyatanya merupakan gabungan
dari semua struktur resonansinya
Teori resonansi dapat menerangkan
mengapa benzena sukar diadisi. Sebab, ikatan rangkap dua karbon-karbon dalam
benzena terdelokalisasi dan membentuk semacam cincin yang kokoh terhadap
serangan kimia, sehingga tidak mudah diganggu. Oleh karena itulah reaksi yang
umum pada benzena adalah reaksi substitusi terhadap atom H tanpa mengganggu
cincin karbonnya.
assalamu'alaikum wr.wb saya frandi mardiansyah, saya ingin bertanya kepada saudari ayu mengenai postingan blog anda. Hal yang harus diperhatikan adalah, bahwa lambang resonasi bukan struktur nyata dari suatu senyawa, tetapi merupakan struktur khayalan. tolong jelaskan pernyataan tersebut?
BalasHapuswaalaikumsalam, terimaksih telah berkunjung di blog saya saudara frandi baik saya akan mencoba menjelaskan nya ,
BalasHapusResonansi adalah delokalisasi elektron pada molekul atau ion poliatomik tertentu dimana ikatannya tidak dapat dituliskan dalam satu struktur Lewis. Struktur molekul atau ion yang mempunyai delokaliasi elektron disebut dengan struktur resonan.
Resonansi secara singkat dapat dikatakan dengan suatu molekul yang strukturnya sama tetapi konfigurasi elektronnya berbeda. Masing-masing struktur resonan dapat melambangkan struktur Lewis, dengan hanya satu ikatan kovalen antara masing-masing pasangan atom. Beberapa struktur Lewis digunakan bersama-sama untuk menjelaskan struktur molekul. Namun struktur tersebut tidak tetap, melainkan ada sebuah osilasi antara ikatan rangkap dengan elektron, saling berbolak-balik. Maka dari itu disebut dengan resonansi. Struktur yang sebenarnya mungkin saja adalah peralihan dari dua struktur resonan. Bentuk peralihan (intermediet) dari struktut resonan disebut dengan hibrida resonan.
sehingga bisa disimpulkan dari penjelasan yang ada bahwa bahwa lambang resonasi bukan struktur nyata dari suatu senyawa, tetapi merupakan struktur khayalan. Sedangkan struktur nyatanya merupakan gabungan dari semua struktur resonansinya. Hal ini pun berlaku dalam struktur resonansi benzena, Seperti seorang Eropa pada abad pertengahan yang melakukan perjalanan ke Afrika, yang menjelaskan bahwa badak adalah hasil persilangan antara griffin dan unicorn, dua binatang yang terkenal tetapi hanya khayalan, kita menggambarkan ozon yang merupakan molekul nyata, dalam dua struktur yang terkenal tetapi tidak nyata.
Masing-masing struktur resonan dapat melambangkan struktur Lewis, dengan hanya satu ikatan kovalen antara masing-masing pasangan atom. Beberapa struktur Lewis digunakan bersama-sama untuk menjelaskan struktur molekul. Namun struktur tersebut tidak tetap, melainkan ada sebuah osilasi antara ikatan rangkap dengan elektron, saling berbolak-balik. Maka dari itu disebut dengan resonansi. Struktur yang sebenarnya mungkin saja adalah peralihan dari dua struktur resonan. Bentuk peralihan (intermediet) dari struktur resonan disebut dengan hibrida resonan.
selamat malam ayu , bagus postingannya , setelah membaca blog anda saya ingin bertanya tolong berikan penjelasan pada sifat fisik dan kimia benzene , kenapa bezene bersifat racun , terima kasih sebelumnya.
BalasHapusselamat malam roby, terima kasih sudah mampir ke blog sya :)
Hapusdisini saya akan menjelaskan mengenai sifat fisik dan sifat kimia benzena.
A. SIFAT FISIKA BENZENA
Sifat benzena – Benzena memiliki struktur yang lebih simetris dibandingkan dengan senyawa alifatik serupa, dengan susunan yang lebih rapat sebagai kristal. Hal ini menjelaskan mengapa titik leleh benzena (6 oC) lebih tinggi dibandingkan heksana (-95 oC). Untuk turunan benzena, sifat fisikanya tergantung dari jenis subtituennya. Simak tabel di bawah ini dan bandingkan titik leleh, titik didih, dan kerapatan dari beberapa turunan benzena.
Jenis subtituen juga menentukan kelarutan benzena dan turunannya. Kebanyakan turunan benzena tidak larut dalam air. Akan tetapi, turunan benzena dengan gugus yang sangat polar seperti –OH dan –COOH memiliki kelarutan yang cukup baik dalam air.
SIFAT KIMIA BENZENA DAN TURUNAN BENZENA
Sifat benzena – Benzena memiliki sifat kimia yang berada di antara senyawa karbon berikatan C-C tunggal dan rangkap. Sifat benzena (sifat kimia benzena), antara lain;
Sukar melakukan reaksi adisi
Dapat melakukan reakssi substitusi
Sukar dioksidasi dengan senyawa oksidator, tetapi mudah dibakar
Kurang reaktif sehingga membutuhkan katalis atau kondisi reaksi tertentu
Struktur benzena yang mengandung elektron – elektron yang terdelokalisasi memberikan kestabilan yang tinggi pada benzena. Hal ini menyebabkan sifat benzena yang sulit bereaksi atau menjadi tidak reaktif. Jika terjadi reaksi, maka diperlukan kondisi seperti suhu dan tekanan tinggi serta katalis.
Jenis reaksi kimia pada benzena umumnya adalah reaksi substitusi. Reaksi ini melibatkan serangan pada cincin benzena yang kaya akan elektron oleh elektrofil. Elektrofil adalah atom, ion, atau gugus yang menyerang bagian negatif dari suatu molekul. Elektrofil akan menyerang awan π aromatis benzena karena adanya elektron yang banyak beredar di daerah itu. Benzena dapat melakukan reaksi substitusi dan adisi dengan elektrofil.
Sifat Benzena tidak dapat diadisi ole larutan Br2 dalam CHCl3. Benzena lebih mudah melakukan reaksi substitusi daripada adisi. Hal ini terjadi karena reaksi substitusi hanya menukar atom hidrogen dengan atom atau gugus lain tanpa mengganggu kestabilan awan π aromatis. Sedangkan untuk melakukan reaksi adisi, atom atau gugus yang menyerang awan π aromatis harus berikatan dengan elektron – elektron pada awan π aromatis. Pemakaian elektron – elektron dari awan π aromatis benzena membutuhkan lebih banyak energi karena sifat awan π aromatis yang stabil.
Benzena dapat melakukan reaksi substitusi dan adisi elektrofilik pada keadaan tertentu. Reaksi substitusi benzena menghasilkan senyawa turunan benzena yang memiliki atom atau gugus terikat pada benzena. Reaksi adisi benzena berlangsung dengan menghilangkan awan π aromatis pada molekul benzena sehingga menghasilkan sikloheksana atau turunannya.
pertanyaan kedua kenapa benzena bersifat racun ?
Hapushal ini dikarenakan ) Benzena sangat beracun dan menyebabkan kanker (karsinogenik). contohnya pada asam salisilat merupakan turunan benzena yang tergolong asam karboksilat sehingga asam salisilat memiliki gugus karboksil (–COOH). Adanya gugus ini menyebabkan asam salisilat dapat bereaksi dengan alkohol membentuk ester. Misalnya, reaksi asam salisilat dengan metanol akan menghasilkan metil salisilat. Asam salisilat bersifat racun jika digunakan dalam jumlah besar, tetapi dalam jumlah sedikit asam salisilat digunakan sebagai pengawet makanan dan antiseptik pada pasta gigi.